Tangan Sakit Parah Digigit, Anak SD Pulau Sangkar Jadi Korban Bullying
Dalam unggahan yang menyayat hati itu, orang tua korban menceritakan bagaimana anaknya pulang dari sekolah dengan luka parah di tangan akibat gigitan teman sekelas. Luka itu sampai berdarah dan hampir mengenai urat tangan, hingga harus mendapat perawatan dari tenaga kesehatan.
"Anak saya pulang dengan tangan berdarah, digigit teman sekelas. Sakitnya bukan hanya di tangan, tapi juga di hati saya sebagai orang tua,” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Ironisnya, tindakan tersebut dikabarkan bukan kejadian pertama. Orang tua korban mengaku anaknya telah beberapa kali mengalami perlakuan serupa, namun pihak sekolah seolah tutup mata dan tidak mengambil langkah tegas.
“Apakah pihak sekolah tidak tahu, atau memang sengaja membiarkan? Kami sudah melapor, tapi tidak ada penyelesaian yang jelas,” ungkapnya.
Kisah ini semakin memancing emosi publik setelah muncul kabar bahwa pelaku merupakan anak dari seorang guru di sekolah yang sama. Alih-alih menunjukkan sikap tanggung jawab, pihak keluarga pelaku justru disebut berusaha menutupi masalah dengan memberikan uang sebesar Rp50.000 kepada korban.
“Tidak ada permintaan maaf, tidak ada niat memperbaiki. Hanya mencoba menutup aib dengan uang. Sangat menyakitkan,” tambahnya dengan nada kecewa.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar tentang tanggung jawab lembaga pendidikan dalam menegakkan disiplin dan keadilan di sekolah. Masyarakat menilai, bila benar pelaku adalah anak seorang guru, maka pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci harus segera turun tangan melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Beberapa warga yang mengetahui peristiwa itu juga menyuarakan keprihatinan. Mereka menilai bahwa kasus ini mencoreng wajah dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak.
"Sekolah seharusnya jadi tempat anak belajar menghargai, bukan saling menyakiti. Apalagi kalau yang melakukannya adalah anak dari seorang guru,” ujar salah satu warga Pulau Sangkar.(qhy)
