Breaking News

Riuh, Siapa Aktor di Balik P3-TGAI di Kabupaten Kerinci

suarakerinci.id, KERINCI – Publik di Kabupaten Kerinci tengah digemparkan dengan beredarnya informasi mengenai adanya aktor di balik pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Kabupaten Kerinci.

Proyek yang bernilai Rp195 juta per lokasi itu dikabarkan sudah ditentukan sejak awal dan Informasi ini membuat heboh. Ini terjadi pada pelaksanaan program tersebut mencakup 24 Lokasi dalam Kabupaten Kerinci.

"Sudah jadi rahasia umum ada aktor dibalik kelompok tani pelaksana proyek P3-TGAI di Kerinci, dengan pembagian wilayah tertentu,"ungkap Ruslan salah seorang aktivis Kerinci

Isu adanya pihak yang mengatur proyek tersebut dari balik layar dinilai janggal. Pasalnya, sesuai dengan aturan resmi, program P3-TGAI merupakan program swakelola berbasis masyarakat. Artinya, pelaksanaan kegiatan seharusnya dilakukan langsung P3-TGAI gabungan P3-TGAI, atau induk P3-TGAI, bukan oleh pihak ketiga atau aktor di balik layar.

Dalam Petunjuk Teknis P3-TGAI dari Kementerian PUPR, ditegaskan bahwa:

1. Penerima program adalah kelompok tani atau P3A yang sah dan berbadan hukum.

2. Pelaksanaan dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat setempat, tidak boleh dikontrakkan kepada pihak luar.

3. Dana bantuan langsung masyarakat (BLM) sebesar Rp195 juta per lokasi harus dikelola secara transparan oleh kelompok penerima.

4. Pendampingan dilakukan oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) yang ditunjuk oleh Balai Wilayah Sungai (BWS).

Dengan adanya kabar adanya aktor yang diduga mengatur dan mengendalikan proyek, masyarakat pun mulai mempertanyakan transparansi serta kesesuaian pelaksanaan P3-TGAI dengan aturan yang berlaku.

“Ini kan program pembangunan atas nama kelompok tani. Harusnya tidak ada pihak di belakang layar yang mengaturnya. Kalau benar ada, berarti tujuan program dan aturan P3-TGAI secara tidak langsung sudah dilanggar,” sebutnya.

Publik kini menunggu kejelasan dari pihak terkait, terutama BWS VI Jambi sebagai penanggung jawab program di wilayah Kerinci, agar polemik ini tidak semakin melebar.(qhy)