Breaking News

Proyek Normalisasi Sungai Batang Merao Dinilai Rusak Lingkungan


Suarakerinci.id, KERINCI- Pelaksanaan proyek normalisasi dan inlet yang dilaksanakan BWSS VI di Muara Danau Kerinci terus dikritik dari masyarakat.
Selain dituding merusak jalan dan lahan sawah, pelaksanaan proyek bernilai milyaran rupiah tersebut juga dinilai terlalu lamban dan asal-asalan serta merusak lingkungan sekitar lokasi proyek.
Selama lima bulan berjalan proyek inlet Danau Kerinci yang dikerjakan oleh PT Bangun Yodya Persada dengan nilai Rp 12,6 miliar progres pelaksanaan proyek baru mencapai 13 persen.

"Ya, timbunan dan pengerukan belum sampai lima meter, tetapi akan ditambah nantinya," ungkap Konsultan pengerjaan proyek, Andre.

Rendahnya progres pelaksanaam proyek cukup membuat masyarakat kecewa, hal ini ditambah dengan pelaksanaan pengerukan sungai yang dinilai asal-asalan dan dinilai cukup dangkal sehingga air tampak tidak mengalir. 

Demikian juga dengan ketinggian timbunan yang hanya sekitar dua meter, sehingga dinilai akan mudah terjadi banjir. Padahal, tujuan inlet Danau Kerinci agar tak terjadi banjir.

"Dari yang sudah dikerjaan itu tinggi timbunan baru dua meter. Seharusnya minimal itu lima meter, baru bisa cegah banjir. Jadi ini kesannya tak bermanfaat nanti. Begitu juga pengerukan yang dilakukan masih dangkal," sebut Joy, salah seorang warga Kerinci.

Selain itu, lanjutnya keberadaan proyek tersebut juga dinilai merusak tanah ulayat adat Desa Ujung Pasir dan Semerap. Sekitar 5 hektare area tanah ulayat dipakai dalam pengerjaan proyek inlet Danau Kerinci. 

"Informasinya sejumlah warga keberatan tanah ulayat tersebut ditimbun untuk proyek,"sebutnya.

Parahnya lagi, ditambahkannya salah satu lokasi tanah ulayat adat yakni kawasan pohon cangkat yang digadang-gadang bakal jadi salah satu lokasi wisata di Kerinci juga ikut dirusak.

"Beberapa batang pohon cangkat sudah ditebang. Padahal, dilokasi ini sangat cocok untuk jadi lokasi wisata, bahkan dulu disini sempat akan di bangun vila di zaman bupati Fauzi Siin. Karena sini merupakan pulau dulu, untuk wisatawan," tegasnya.(qhy)