Breaking News

Anggaran Bujang Gadih, Diduga Fiktif

KERINCI-Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kerinci kembali menuai sensasi, pelaksanaan lomba bujang gadih untuk delapan hari pelaksanaan diduga juga bermasalah, anggaran pelaksanaan lomba bujang gadih diduga di Mark Up.

Data yang diterima www.suarakerinci.com, ada sejumlah kejanggalan dalam pemanfaatan dana pelaksanaan lomba bujang gadih, seperti untuk dana honorium panitia dalam anggarannya tercatat Rp 2,4 juta untuk 16 anggota, begitu juga honorium untuk panitia lomba budaya daerah yang anggaran dalam DPAnya Rp 2,25 juta namun tidak diberikan kepada panitia.

"Bahkan makan dan snack panitia tidak diberikan, padahal dalam anggarannya tercantum makan dan snack jumlahnya masing 950 , dengan total anggaran Rp 25,650.000,"ungkap salah seorang panitia Lomba Bujang Gadih yang namanya tidak ingin ditulis.

Dikatakannya, selain panitia, anggaran Honorium juga diduga Di mark up, yakni Honorium Juri lomba yang jumlahnya dalam anggaran 48 orang dengan anggaran Rp 9,6 juta, tapi pada acara hanya dipakai enam juri yang dihadirkan. Jumlah Honorer petugas Sound Sistem dianggaran sebanyak 16 orang, namun yang ada diacara hanya dua orang.

"Begitu juga dengan honorium pemain organ yang ditetapkan sebanyak 16 orang, namun yang diacara hanya dua orang padahal anggarannya untuk 16 pemain organ Rp 2,4 juta. Termasuk jumlah tenaga kebersihan ditetapkan 48 orang namun pada acara hanya ada enam petugas kebersihan, padahal anggarannya sudah di tetapkan untuk 48 petugas kebersihan Rp 3,6 juta,"sebutnya

Parahnya lagi, tambahnya dana sewa gedung yang dianggarkan Rp 8 juta, menariknya pelaksanaan kegiatan justru dilaksanakan di aula kantor Disporaparbud yang otomatis gratis. Pelaksanaan final bujang gadih yang hanya memanfaatkan gedung nasional, hanya satu hari.

"Dengan pelaksanaan di aula Disporaparbud, maka secara otomatis kursinya tidak disewa padahal untuk sewa kursi sejumlah 4.800 buah sudah masuk anggaran Rp 14.4 juta, termasuk sewa sound sistem sudah dianggarkan Rp 8 juta untuk delapan hari, tapi yang jelas sound sistem itu sudah ada,"jelasnya.

Sementara itu, Kepala Disporaparbud Kerinci, Ardinal mengakui awalnya digelar di kantor Dispora, karena gedung nasional belum bisa dipakai. Sehingga alternatifnya final saja dilaksanakan di Gedung Nasional.

"Selain sewa gedung saya belum begitu tahu, Kalau memang anggarannya bermasalah, maka siap kita kembalikan. Saya mengakui Selama keberangkatan Hajinya, dia mengakui banyak permasalahan di Dispora. Nanti akan kita benahi,"jelasnya.(oq)