Breaking News

Aneh, Pokja ULP Berkilah Perubahan Lelang Empat Kali Akibat Covid

Suarakerinci.com, SUNGAIPENUH- Kisruh terkait pelaksanaan lelang pembangunan lanjutan berupa ruang inap Rumah Sakit Pratama dengan Nilai HPS Rp 4.261.481.468,35 terus menjadi perdebatan.

Meski jadi perbincangan publik saat ini, pihak Kelompok Kerja (Pokja) ULP Sungai Penuh justru menanggapi dingin kritikan dan kekeliruan dari pelaksanaan tender Paket proyek milyaran yang sudah empat kali pelaksanaan tahapan evaluasi hingga tahap penandatangan kontrak tersebut.

Padahal, secara logika dan secara aturan pelaksanaan tender yang demikian menjadi buah bibir ditengah para pengusaha dan sejumlah pihak di Kota Sungai Penuh.

Doni, salah seorang anggota Pokja ULP Sungai Penuh saat dikonfirmasi mengakui adanya perubahan hingga empat kali dari tahapan evaluasi sampai penandatangan Kontrak.

"Ini dampak dari pemotongan anggaran dan perubahan DPA akibat Covid 19,"ungkapnya.

Alasan yang demikian justru di cibir sejumlah pihak, mengingat hanya paket proyek tersebutlah yang pelaksanaannya demikian, tidak seperti pelaksanaam tender proyek lainnya.

"Perubahan proses tender hingga 4 kali dimulai dari tahapan evaluasi tidak ada hubungan Covid19, pasalnya yang dievaluasikan tekhnis bukan anggaran. Evaluasi hanya memeriksa berkas penawaran yang masuk atau yang dikirim oleh rekanan ke aplikasi e tendering, evaluasi cuma dua macam antara lulus atau tidak lulus, soal anggaran bisa disepakati saat penandatanganan kontrak. Kalau Pokja Sungaipenuh mengatakan hal seperti itu ya tidak masuk akal," ungkap Wandi, Ketua Tim Pemantau Keuangan Negara (PKN) Kerinci-Sungai Penuh.

Hingga saat ini kisruh pelaksanaan tender dari Proyek Kelanjutan dari pembangunan RS Pratama terus diperdebatkan, bahkan tidak sedikit yang menduga adanya tekanan dalam proses penentuan pemenang dalam pelaksanaan tender paket proyek kelanjutan pembangunan RS Pratama tersebut.

"Bisa jadi adanya tekanan kepada panitia ULP jadi bisa begitu, sudah bukan rahasia umum lagi hal seperti itu saat ini,"sebut salah seorang pengusaha di Sungai Penuh.(per)