Kurang Gemar Makan Ikan, Bisa Bermasalah dengan Pertumbuhan
Suarakerinci.com, KERINCI - Pada kunjungannya beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan dan Perikan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti mengungkapkan fakta masih kurangnya kegemaran masyarakat Kerinci mengkonsumsi ikan.
"Scara Nasional pada Tahun 2018 konsumsi ikan sebanyak 50 Kg dalam 1 Tahun. Sementara Kerinci, masih dibawah 20 Kg selama Tahun 2018,ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti pada kunkernya ke Kerinci beberapa waktu lalu.
Akibat tidak gemarannya orang Kerinci makan Ikan, lanjutnya persoalan Stanting (orang pendek, red) bisa terjadi di Kabupaten Kerinci. "Stanting itu, diakibatkan kurangnya gizi. Jadi, persoalan stanting di sini (Kerinci, red) ada keterkaitannya dengan ketidak gemarannya orang Kerinci makan ikan, karna tidak ada protein yang masuk," katanya.
Untuk itu, dia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk memperbaiki permasalahan stanting, yakni dengan memperbanyak omega dan protein yang hanya terdapat pada ikan. "Jadi kalau stanting tidak diperbaiki, maka nanti orang Indonesia dibagian lainnya tingi-tinggi, orang Kerinci paling kecil pendek-pendek. Nanti IQ juga tidak akan penuh," tegasnya.
Tahun sebelumnya, Sepuluh Desa di Kabupaten Kerinci dibayangi desa stunting. Kesepuluh desa tersebut tersebar di Enam Kecamatan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dan membuat ukuran tubuh anak terlalu pendek dibandingkan dengan teman seusainya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kerinci, tercatat bahwa Kecamatan Danau Kerinci paling banyak menyumbang desa stunting yaitu berjumlah Tiga Desa. Disusul Kecamatan Sitinjau Laut dan kecamatan Air Hangat masing-masing dua desa. Kecamatan Keliling Danau, Siulak dan Kecamatan Siulak Mukai masing-masing satu desa. Dari enam kecamatan itu, terpantau puluhan anak terkena stunting
Menurut keterangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, bahwa warga Kerinci banyak yang berprestasi dan memiliki pendidikan yang tinggi. Maka untuk itu perlunya baik itu pemerintah maupun institusi pendidikan melakukan penelitian lebih detail. Hal itu untuk memperoleh hasil yang maksimal karena akan berpengaruh dengan kebijakan yang diambil di daerah.
Selain itu juga, apa alasan pemerintah pusat menetapkan beberapa desa di Kerinci tergolong desa stunting. Mengingat ketersediaan pangan di Kabupaten Kerinci terbilang cukup dan saat ini tidak ada warga Kerinci yang tidak makan.
Hingga saat ini belum ada institusi ataupun dari pemerintah pusat melakukan penelitian desa stunting di kabupaten Kerinci. Mereka berharap, agar dalam waktu dekat dilakukan penelitian untuk mengetahui kebenaran 10 desa di Kerinci tergolong desa stunting.(per)
"Scara Nasional pada Tahun 2018 konsumsi ikan sebanyak 50 Kg dalam 1 Tahun. Sementara Kerinci, masih dibawah 20 Kg selama Tahun 2018,ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti pada kunkernya ke Kerinci beberapa waktu lalu.
Akibat tidak gemarannya orang Kerinci makan Ikan, lanjutnya persoalan Stanting (orang pendek, red) bisa terjadi di Kabupaten Kerinci. "Stanting itu, diakibatkan kurangnya gizi. Jadi, persoalan stanting di sini (Kerinci, red) ada keterkaitannya dengan ketidak gemarannya orang Kerinci makan ikan, karna tidak ada protein yang masuk," katanya.
Untuk itu, dia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk memperbaiki permasalahan stanting, yakni dengan memperbanyak omega dan protein yang hanya terdapat pada ikan. "Jadi kalau stanting tidak diperbaiki, maka nanti orang Indonesia dibagian lainnya tingi-tinggi, orang Kerinci paling kecil pendek-pendek. Nanti IQ juga tidak akan penuh," tegasnya.
Tahun sebelumnya, Sepuluh Desa di Kabupaten Kerinci dibayangi desa stunting. Kesepuluh desa tersebut tersebar di Enam Kecamatan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dan membuat ukuran tubuh anak terlalu pendek dibandingkan dengan teman seusainya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kerinci, tercatat bahwa Kecamatan Danau Kerinci paling banyak menyumbang desa stunting yaitu berjumlah Tiga Desa. Disusul Kecamatan Sitinjau Laut dan kecamatan Air Hangat masing-masing dua desa. Kecamatan Keliling Danau, Siulak dan Kecamatan Siulak Mukai masing-masing satu desa. Dari enam kecamatan itu, terpantau puluhan anak terkena stunting
Menurut keterangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, bahwa warga Kerinci banyak yang berprestasi dan memiliki pendidikan yang tinggi. Maka untuk itu perlunya baik itu pemerintah maupun institusi pendidikan melakukan penelitian lebih detail. Hal itu untuk memperoleh hasil yang maksimal karena akan berpengaruh dengan kebijakan yang diambil di daerah.
Selain itu juga, apa alasan pemerintah pusat menetapkan beberapa desa di Kerinci tergolong desa stunting. Mengingat ketersediaan pangan di Kabupaten Kerinci terbilang cukup dan saat ini tidak ada warga Kerinci yang tidak makan.
Hingga saat ini belum ada institusi ataupun dari pemerintah pusat melakukan penelitian desa stunting di kabupaten Kerinci. Mereka berharap, agar dalam waktu dekat dilakukan penelitian untuk mengetahui kebenaran 10 desa di Kerinci tergolong desa stunting.(per)
Menteri Kelautan dan Perikanan RI didampingi Bupati saat Kunker ke Kerinci |